
Jakarta, 23 April 2024 — Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) bersama DepositoBPR by Komunal menyelenggarakan kegiatan edukasi bertajuk Fintech Talk dengan tema “Penyelenggara Agregasi Jasa Keuangan: Harapan Baru Akselerasi Inklusi Keuangan” di North Tower Sampoerna Strategic Square, Jakarta.
Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif mengenai peran Penyelenggara Agregasi Jasa Keuangan (PAJK) sebagai salah satu bentuk Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK) serta dampak pemanfaatannya dalam mempercepat inklusi keuangan di Indonesia.
PAJK sebagai Katalis Transformasi Digital
Dalam perkembangannya, PAJK menjadi salah satu katalis utama transformasi digital sektor keuangan nasional. Melalui integrasi berbagai produk keuangan, termasuk dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR), PAJK mampu membuka akses yang lebih luas dan efisien terhadap layanan simpanan deposito secara digital. Inovasi ini tidak hanya mempercepat inklusi keuangan, tetapi juga meningkatkan transparansi, kemudahan transaksi, serta mendorong pertumbuhan ekosistem fintech yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Sambutan Tokoh-Tokoh Kunci

Dalam sambutan pembuka, Wakil Ketua Umum III AFTECH, Anggie Ariningsih, menegaskan pentingnya inovasi keuangan yang inklusif dalam mendukung transformasi ekonomi nasional.
“Platform PAJK yang terintegrasi dengan BPR merupakan inovasi yang menjembatani kebutuhan masyarakat akan akses keuangan yang lebih mudah, aman, transparan, dan terjangkau. AFTECH mendorong kolaborasi lintas sektor untuk memperluas jangkauan layanan keuangan ke seluruh lapisan masyarakat,” ujar Anggie.
Sementara itu, Jimmy Ardianto, Sekretaris Lembaga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dalam keynote speech-nya, menekankan pentingnya jaminan simpanan dalam menjaga kepercayaan publik terhadap sistem keuangan nasional.
“Di tengah transformasi digital sektor keuangan, LPS terus mendorong kolaborasi antara PAJK dan BPR untuk meningkatkan akses layanan keuangan yang lebih inklusif, dengan tetap menjaga kepercayaan publik,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Djoko Kurnijanto, Kepala Departemen Pengaturan dan Perizinan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto (IAKD) OJK, menyampaikan bahwa inovasi yang terukur dan bertanggung jawab adalah kunci perluasan akses keuangan.
“PAJK merupakan adaptasi teknologi di sektor jasa keuangan yang memperkuat intermediasi, memperluas inklusi, dan meningkatkan efisiensi pasar keuangan. Ke depan, OJK akan terus mendorong inovasi bertanggung jawab melalui regulatory sandbox, serta mendukung implementasi UU PPSK Tahun 2023 dan POJK No.4 Tahun 2025,” tegasnya.
Diskusi Panel: Strategi Mendorong Inklusi Keuangan
Sebagai bagian dari rangkaian acara, AFTECH menghadirkan sesi diskusi panel yang dipandu oleh Nabilla Prita Fiandini, Assistant Manager MicroSave Consulting (MSc) Indonesia.
Diskusi menghadirkan sejumlah narasumber kompeten di bidangnya:
- Kendrick Winoto, Direktur Utama Komunal Sejahtera Indonesia (KSI), menyoroti bahwa digitalisasi dan agregasi produk deposito pada BPR menjawab tantangan keterbatasan akses dan transparansi sektor keuangan mikro. Inisiatif ini bertujuan memperluas inklusi keuangan melalui akses digital yang lebih mudah.
- Murni Pandiangan, Direktur Utama BPR Artatama, menyampaikan bahwa BPR memiliki potensi besar dalam mendukung inklusi keuangan, terutama dengan perubahan perilaku nasabah ke arah digital. BPR siap berkolaborasi dengan platform PAJK untuk memperluas jangkauan layanan ke daerah terpencil.
- Lolita Setyawati, CFP, RIFA, QWP, Certified Financial Planner, menekankan tantangan literasi keuangan dan kebiasaan pengelolaan dana di masyarakat. Ia menyoroti pentingnya edukasi dan pelindungan konsumen untuk membantu masyarakat mengambil keputusan finansial yang cerdas dan aman.
Diskusi ini tidak hanya membahas peluang, tetapi juga mengidentifikasi risiko dalam pemanfaatan PAJK di sektor keuangan, sekaligus memperkuat kolaborasi antara regulator, industri, dan masyarakat.
Komitmen Mendukung Inklusi Keuangan 90% pada 2029
Fintech Talk ini menjadi bagian dari upaya kolaboratif dalam mendukung target inklusi keuangan pemerintah sebesar 90% pada tahun 2029. AFTECH menegaskan komitmennya untuk terus mendukung inisiatif berbasis prinsip keamanan, kemudahan, dan pemanfaatan teknologi secara bertanggung jawab, guna memperluas akses keuangan dan memperkuat perlindungan konsumen.